Kamis, Maret 24, 2011

Mawas Diri dan MENTAL

Sekolah kita memiliki strategi untuk memajukan sekolah kita tercinta, banyak cara yang dilakukan baik mengenai intra sekolah maupun ekstra. Contoh tentang kebersihan lingkungan sekolah, semua terlibat dalam kebersihan lingkungan sekolah...

Kemudian untuk mengangkat mancaksa maka strategi sekolah adalah dengan membentuk kelas UNGGULAN dan kelas BILINGUAL.
1. Untuk Kelas UNGGULAN.
Layaknya HARUS menjadi UNGGUL, tetapi itu tidak terlaksana dengan sempurna, masih banyak hambatan, kalau kita tulis beberapa hambatan itu antara lain;
a. Tidak semua anak yang ada di kelas UNGGULAN adalah anak yang UNGGUL, contohnya masih ada anak kelas tersebut yang TIDAK LULUS Tryout, ini tidak logis kan?
b. Saat melakukan UJIAN SEKOLAH, ada anak UNGGULAN yang masih tanya sana tanya sini.
c. Masih tidak mau melaksanakan PIKET kelas
d. Tidak MALU lagi BERPACARAN setiap hari di sekolah apalagi di luar sekolah.

Jadi menurut penulis, seharusnya pihak terkait PEMBENTUK kelas UNGGULAN melakukan seleksi secara ketat, kira kira usulan saya bentuk seleksinya adalah :
a. Dilakukan TES tertulis, ambil saja 120 siswa
b. Saat seleksi ruangan hanya diisi 20 siswa peserta tes
c. Lihat juga latar belakang siswa, terutama anak yang pernah tersandung MASALAH, untuk yang satu ini jangan di ikutkan sebagai peserta seleksi.
d. Kita punya BK, yang tugasnya sangat BERHUBUNGAN dengan kepribadian siswa, gunakan fungsi BK.
e. Kita punya TATIB, yang memiliki data siapa saja siswa yang pernah bermasalah negatif.
Kesimpulan penulis adalah; NILAI RAPORT saja TIDAK JAMINAN bila anak tersebut dianggap PANDAI, kita tidak tahu, apakah BENAR nilai-nilai tersebut HASIL pikirannya sendiri, apakah tidak dari HASIL NYONTEK atau TURUNAN saat ulangan.
JADI kelas UNGGULAN idealnya adalah kelas yang DIHUNI oleh para siswa yang bisa segalanya, bisa jadi TELADAN bagi semua KELAS.

Untuk kelas BILINGUAL.
a. Harus di evaluasi, masak kelas biling yang seharusnya menggunakan bahasa INGGRIS dalam proses KBM, ternyata tidak JALAN. Memang tidak semua guru lancar dalam berbahas INGGRIS, tetapi paling tidak dalam membuka dan menutup pelajaran.
b.Untuk siswanya tidak pernah penulis melihat, apalagi MENDENGAR ada antar siswa kelas tersebut yang berkomunikasi menggunakan bahasa INGGRIS.
c. Harus melibatkan guru bahasa INGGRIS dalam penseleksian calon siswa, tidak diserahkan begitu saja ke orang LUAR, dalam hal ini CT2.
Kesimpulan mana bisa maju sekolah kita bila seperti itu, mudah-mudahan dengan tulisan yang singkat ini bapak ibu terkait yang membaca TULISAN ini bisa mengambil langkah-langkah yang lebih baik LAGI.
if not able to run, do not be continued ..


0 komentar: